Undangan Menari dalam Debat Calon Bupati HSU tahun 2017
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Hulu Sungai Utara melaksanakan acara debat bagi dua calon Bupati HSU Periode 2017-2022. Debat terbuka itu akan dilaksanakan pada Kamis (15/12) hari ini di Aula Banua Kita.
Debat nantinya mempertemukan Pasangan “Lanjutkan” (H Abdul Wahid HK dan pasangannya H Husairi Abdi Lc) dengan Pasangan “Muhasabah” (H Mukhsin Haita dan H Hasib Salim) dalam forum yang menjual visi dan misi mereka dalam memimpin HSU lima tahun mendatang. dalam debat acara pembuka kesenian menari di percayakan kepada siswa-siswi SMP Negeri 2 Amuntai dalam membawakan kesenian daerah banjar, SMPN 2 Amuntai membawakan tarian Gandut ini pada mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan, baru pada kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa. Tari ini dimainkan setiap ada keramaian, misalnya acara malam perkawinan, hajad, pengumpulan dana kampung dan sebagainya.
Gandut merupakan profesi yang unik dalam masyarakat dan tidak sembarangan wanita mampu menjadi Gandut. Selain syarat harus cantik dan pandai menari, seorang Gandut juga wajib menguasai seni bela diri dan mantera-mantera tertentu. Ilmu tambahan ini sangat penting untuk melindungi dirinya sendiri dari tangan-tangan usil penonton yang tidak sedikit ingin memikatnya memakai ilmu hitam. Dahulu banyak Gandut yang diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan, disamping paras cantik mereka juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Nyai Ratu Komalasari, permaisuri Sultan Adam adalah bekas seorang penari Gandut yang terkenal.
Pada masa kejayaannya, arena tari Gandut sering pula menjadi arena persaingan adu gengsi para lelaki yang ikut menari. Persaingan ini bisa dilihat melalui cara para lelaki tersebut mempertontonkan keahlian menari dan besarnya jumlah uang yang diserahkan kepada para Gandut.
Tari Gandut sebagai hiburan terus berkembang di wilayah pertanian di seluruh Kerajaan Banjar, dengan pusatnya di daerah Pandahan, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin.
Tari Gandut sejak tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi. Faktor agama Islam merupakan penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini ditambah lagi dengan gempuran jenis kesenian modern lainnya. Sekarang Gandut masih bisa dimainkan tetapi tidak lagi sebagai tarian aslinya hanya sebagai pengingat dalam pelestarian kesenian tradisional Banjar.
Post a Comment