DEFINISI TOLONG MENOLONG
Setujukah Anda dengan quotes
di atas? Sejak kecil kita sebagai manusia sudah dididik untuk saling
tolong menolong. Ingatkah betapa rapuhnya kita ketika baru saja
dilahirkan oleh ibu kita? Kira-kira apa yang akan terjadi jika dokter,
suster, dan tentu saja ibu kita sendiri tidak menolong kita untuk
bertahan hidup saat kita masih bayi?
Manusia
adalah makhluk individualis, namun sekaligus makhluk sosial. Manusia
membutuhkan privasi, namun tidak akan pernah mampu hidup tanpa campur
tangan dan pertolongan orang lain. Tolong menolong dalam kebaikan
merupakan salah satu bentuk sikap hidup yang didambakan oleh umat
manusia di seluruh muka bumi. Sikap hidup saling tolong menolong dapat
mewujudkan terciptanya kedamaian bagi umat manusia. Sikap hidup saling
tolong menolong merupakan kunci dan tips hidup tentram di mana pun kita
berada.
Definisi
tolong menolong adalah sikap saling membantu untuk meringankan beban
(penderitaan, kesulitan) orang lain dengan melakukan sesuatu. Bantuan
yang dimaksud dapat berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana.
Sementara
itu definisi tolong menolong menurut Dovidio dan Penner adalah suatu
tindakan yang bertujuan menghasilkan keuntungan untuk pihak lain.
Definisi ini merujuk sebagai tindakan yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menguntungkan si penolong secara langsung, bahkan kadang
justru menimbulkan resiko bagi si penolong.
Sikap
tolong menolong yang dilakukan oleh umat manusia ternyata terjadi
karena banyak hal, berikut adalah beberapa perspektif teroritis yang
diyakini sebagai dasar dari munculnya sikap tolong menolong antar
manusia:
1. Perspektif Teori Evolusi
Menurut
perspektif teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup
gen. Karenanya gen dalam diri manusia telah mendorong manusia untuk
terus mempertahankan kehidupan demi kelangsungan hidup gen tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan manusia untuk dapat bertahan hidup
adalah dengan tolong menolong terhadap sesama umat manusia.
a. Perlindungan Kerabat (kin protection)
Manusia
cenderung akan menolong manusia lain yang masih tergolong dalam
keluarga atau kerabatnya. Kedekatan gen yang ada dalam keluarga secara
biologis membuat manusia secara alamiah terdorong untuk tolong menolong
dengan orang yang masih tergolong keluarga atau kerabatnya.
b. Timbal Balik Biologic (biological reciprocity)
Dalam
pemahaman logika manusia, seorang yang telah melakukan kebaikan
terhadap orang lain akan mendapatkan balasan yang sama di kemudian hari.
Karena hal itulah menusia rela menolong orang lain supaya kelak akan
mendapatkan bantuan dari orang yang ditolongnya sebagai balasan.
2. Perspektif Sosiokultural
Perspektif
sosiokultural melihat perbuatan tolong menolong terjadi karena manusia
terikat dalam tiga norma sosial dasar yang lazimnya ada dalam
masyarakat. Ketiga norma tersebut adalah:
- Norm of social responsibility (norma
tanggung jawab sosial) yang menyatakan jika orang harus memberikan
pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan
balasan.
- Norm of reciprocity (norma timbal balik) yang menyatakan jika seorang manusia harus menolong orang lain yang pernah menolongnya.
- Norm of social justice (norma keadilan sosial), yakni aturan tentang keadilan dan distribusi sumber daya secara merata.
3. Perspektif Belajar
Berdasarkan
perspektif belajar, orang melakukan tolong menolong karena sudah
mempelajarinya sejak kecil. Anak kecil yang dibiasakan untuk tolong
menolong cenderung lebih sering mewujudkan sikap tolong menolong ketika
ia telah dewasa. Kadang pembelajaran sikap tolong menolong ini tidak
hanya muncul dari kebiasaan melakukan tolong menolong, namun juga karena
kebiasaan melihat orang lain melakukannya.
4. Perspektif Teori Empati
Setiap
manusia terlahir tidak hanya dalam bentuk raga saja, namun juga dengan
dibekali pikiran dan perasaan. Unsur perasaan yang ada dalam diri
manusia inilah yang mendorong munculnya empati. Empati sendiri
sebenarnya merupakan respons yang kompleks karena meliputi komponen
afektif dan kognitif (Baca juga: Cara Membangun Empati untuk Menjalin Relasi).
Dengan komponen afektif, berarti seseorang dapat merasakan apa yang
orang lain rasakan dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami
apa yang orang lain rasakan. Rasa empati inilah yang kemudian mendorong
manusia untuk saling tolong menolong dengan orang lain.
5. Perspektif Pengambilan Keputusan
Berdasarkan
perspektif pengambilan keputusan, tindakan tolong menolong muncul saat
seorang individu memutuskan untuk memberi bantuan dan kemudian mengambil
tindakan. Proses ini dimulai saat seseorang melihat orang lain yang
membutuhkan pertolongannya. Orang ini kemudian akan menimbang dan
memutuskan apakah akan memberikan bantuan atau tidak berdasarkan banyak
hal. Jika ia memutuskan untuk memberikan pertolongan, maka ia akan
memikirkan seberapa besar effort yang harus ia keluarkan dan
seberapa besar “imbalan” yang akan ia terima (imbalan yang dimaksud
tidak melulu berupa materi, tapi bisa saja berupa hal lain, misalnya
pengakuan atau pahala di akhirat). Terakhir, ia akan memutuskan tipe dan
bentuk bantuan seperti apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara
memberinya.
ETIKA TOLONG MENOLONG
Tolong
menolong adalah perbuatan yang baik, namun terkadang masih ada
segelintir orang yang belum memahami bahwa dalam tolong menolong pun
terdapat etika yang harus diperhatikan. Baik bagi si penolong maupun si
peminta tolong, menjaga etika dalam tolong menolong perlu dilakukan
supaya tindakan tolong menolong tidak menimbulkan perasaan tidak enak
bagi satu maupun kedua belah pihak.
1. Etika Menolong
Tidak
ada yang salah dengan menolong orang lain, namun sikap menolong bisa
jadi salah jika tidak dilakukan dalam bentuk dan cara yang benar.
Berikut adalah etika yang harus diperhatikan ketika kita hendak menolong
orang lain:
a. Dilandasi Keikhlasan
Menolong
seseorang haruslah berlandaskan keikhlasan. Tujuan kita tolong menolong
adalah untuk membantu orang lain yang sedang kesusahan. Jangan sampai
tolong menolong justru dimanfaatkan untuk mengharapkan imbalan. Biarlah
perbuatan baik kita dalam tolong menolong dibalas oleh Tuhan melalui
orang-orang lain yang kita temui setiap harinya, jangan hanya
mengharapkan orang yang kita bantu untuk membalas perbuatan baik kita.
b. Menolong dengan Sesuatu yang Baik
Pernahkan
Anda menyumbangkan baju bekas untuk korban bencana alam? Perbuatan ini
sangatlah patut untuk dilakukan karena orang-orang yang sedang menjadi
korban bencana alam sangat membutuhkan pakaian-pakaian dari hasil
sumbangan. Namun satu hal yang perlu diingat, menyumbang baju bekas
bukan berarti memberikan baju yang sudah berlubang dan kotor. Dalam
membantu orang lain, hendaknya kita memberikan sesuatu yang baik. Jika
kita hanya bisa membantu lewat baju bekas, pilihlah baju bekas yang
masih bagus dan layak pakai. Jangan sampai tindakan baik kita menolong
orang lain jadi tidak berguna karena tidak dapat dipakai atau justru
menyakiti orang lain karena seakan kita meremehkan mereka.
c. Dilakukan dengan Cara atau Sikap yang Baik
Selain
menolong dengan sesuatu yang baik, tolong menolong juga harus dilakukan
dengan cara yang baik. Jika ada ibu-ibu tua yang datang untuk meminta
bantuan uang kepada kita, cobalah untuk memberi bantuan ketika kita
sedang memiliki rezeki. Namun, ketika kita benar-benar kesulitan dan
tidak bisa membantunya, tolaklah permintaannya dengan cara yang sopan
dan halus. Jangan pernah membentak atau mencaci maki orang yang meminta
bantuan kita.
d. Jangan Membeda-Bedakan
Dalam
tolong menolong, jangan pernah membeda-bedakan orang lain. Jangan
jadikan suku, ras, atau agama untuk memilih-milih orang mana yang hendak
kita bantu. Jika ada orang kesulitan, apapun sukunya, apapun rasnya,
atau apapun agamanya haruslah kita beri bantuan dengan sesegera mungkin.
e.Jangan Diingat-Ingat dan Jangan Disebut-Sebut
Banyak
orang yang memiliki kebiasaan mengingat-ingat bantuan yang telah ia
berikan untuk orang lain. Bahkan beberapa sampai menyebut-nyebut
pertolongan yang diberikannya tersebut baik kepada orang yang ditolong
maupun terhadap orang lain. Seperti poin yang telah dibahas sebelumnya,
memberikan bantuan itu harus ikhlas. Ikhlas yang dimaksud termasuk tidak
mengingat-ingat bahkan mengungkit-ungkit bantuan yang pernah kita
berikan ke orang lain.
2. Etika Meminta Tolong
a. Minta Tolonglah untuk Hal-Hal yang Genting/ Darurat
Mintalah
tolong ketika ada sesuatu hal yang sangat mendesak. Misalnya Anda
hendak meminjam uang kepada rekan kantor Anda. Pinjamlah hanya saat Anda
benar-benar terdesak, seperti saat orang tua Anda sakit atau anak Anda
harus membayar uang sekolah namun di saat yang bersamaan tabungan Anda
sedang benar-benar habis. Jangan sampai Anda meminjam uang teman Anda
hanya untuk sesuatu yang kurang penting, seperti misalnya membeli baju
baru karena bosan dengan baju lama Anda.
b. Jangan Meminjam Alat-Alat yang Sering Dipakai
Jika
Anda membutuhkan sebuah barang yang akan rutin Anda pakai, lebih baik
Anda membelinya sendiri dibandingkan meminjam ke orang lain. Misalnya
Anda membutuhkan alat potong kuku, meskipun teman kos Anda memilikinya,
namun ada baiknya Anda membeli potong kuku sendiri dibanding meminjam
alat tersebut setiap satu minggu sekali.
c. Jangan Sering Meminta Tolong untuk Hal-Hal Sepele
Kadang
kita malas melakukan sesuatu yang sebenarnya mudah untuk dilakukan.
Sebagai jalan keluarnya, terkadang kita memanfaatkan kebaikan orang lain
untuk membantu kita. Misalnya, meskipun hanya dua langkah ke depan,
tapi kita sering malas mengambil remote televisi yang ada di meja.
Kemudian yang kita lakukan justru memanggil asisten rumah tangga (ART)
kita untuk datang demi mengambilkan remote tersebut meskipun sebenarnya
jarak kita lebih dekat dari remote tersebut. Perbuatan ini tentunya
tidak beretika, selain karena hal tersebut adalah kebutuhan kita, hal
tersebut juga sangat sepele untuk dilakukan.
d. Perhatikan Bahasa Tubuh Penolong
Jika
Anda jeli dalam mengamati gerak tubuh seseorang, seringkali beberapa
orang yang dimintai pertolongan merespon permintaan secara tidak spontan
(ada jeda diam 2-3 detik). Ketidakspontanan
jawaban mengindikasikan orang tersebut sedang berpikir, mungkin dia
sedang sibuk untukmembagi-bagi waktu senggangnya atau juga mencari-cari
alasan yang tepat dengan jawaban elegan bahwa dia tidak bisa menolong
karena suatu hal. Jika hal ini terjadi pada Anda, ada baiknya Anda tidak
melangkah lebih jauh untuk memaksakan diri meminta tolong. Jawaban
spontan adalah jawaban yang bersumber dari alam bawah sadar. Jawaban
inilah indikator ketulusan orang dalam membantu.
e. Jangan Meminta Secara Paksa
Meminta
tolong secara paksa adalah perbuatan yang tidak baik, sekalipun Anda
sangat membutuhkan bantuan. Orang yang Anda paksa untuk menolong akan
memandang Anda sebagai orang yang tidak menyenangkan dan hobi
menyusahkan orang lain.
Sumber : http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/4/etika-tolong-menolong-agar-tidak-menyakiti-orang-lain
Post a Comment